Rabu, 12 September 2012

Reviving Moment - Gadis Istimewa dari Rahimku

Judul di atas, bukan untuk menonjolkan tentang kehebatan putriku atau menghibur diriku. Tapi judul yang kuambil dalam rangka Giveaway di blog Monilando ini, adalah bentuk kekagumanku pada Pencipta putriku.
Mau tahu bagaimana putriku hingga aku menyebutnya gadis yang istimewa ?

Putriku yang genap 12 tahun di 25 Juni 2012
Ini foto putriku, cantik bukan ? Semua ibu pasti akan mengatakan putrinya cantik :D. Namanya Fathin Nisa Elfathiyya. Putriku ini menderita autisme. Dia adalah putri kedua dari keempat putra-putriku.

Autisme yang dia derita aku ketahui ketika dia berumur dua tahun. Saat itu, seorang teman menyarankan untuk membawa ke seorang psikiater anak. Terapi yang diberikan adalah terapi obat. Selama dua tahun, putriku mengkonsumsi obat. Dan obat-obat itu harganya tidak murah. Tabunganku terkuras habis, bahkan sebidang tanah yang pernah aku rencanakan untuk dibangun rumah di atasnya pun terjual demi pengobatan putriku.

Bagi anak seusia dia, minum obat adalah siksaan terberat. Bagi anak autis, minum obat adalah siksaan berat bagi ibunya. Dia adalah seorang anak kecil dengan tenaga luar biasa. Untuk meminumkan obat padanya, tidak bisa dengan bujuk rayu atau iming-iming hadiah. Aku harus mendekap tubuhnya, mengunci kakinya, dan mendongakkan kepalanya. Orang lain ( ibu atau suamiku ) yang memasukkan obat ke dalam mulutnya. Itu pun dengan rangkaian teriakan dan tangisan. Setelah minum obat, dia akan terus menangis. Bahkan jika tantrum, bisa mencapai satu jam. Terus menerus menangis histeris dan membanting-banting tubuhnya. Hingga aku harus melepaskannya di ranjang agar dia tidak melukai dirinya sendiri.

Banyak teman mengatakan, walau memiliki anak tidak normal, wajahku tidak menunjukkan kalau aku stress. Maksudnya, aku tetap saja tersenyum-senyum dan bercanda lepas bila berkumpul dengan teman-temanku. Siapa bilang aku tidak stress ? Lebih tepatnya, aku tertekan. Jadi bila ada lengkung di bibirku, bukan berarti aku sedang gembira. Aku hanya mencoba berdamai dengan takdir. Dan itu tidak mudah.

Setiap kali mengajak putriku bertamu, baik itu ke rumah teman atau kerabat, tuan rumah selalu dengan reflek mengunci kamar-kamar mereka dan mengganjal lemari es mereka dengan kursi. Tentu saja, karena putriku akan langsung mengeksplorasi suasana baru di mana pun dia berada. Jujur, hatiku benar-benar tertohok. Apalagi kadang spontan mereka berkata, "Ada Fathin ... ada Fathin !". Seolah kalimat itu adalah warning untuk menyelamatkan semua barang. Dan mereka semua tak pernah tahu, bahwa air mata membanjiri batinku, bukan sepasang mataku.

Sedih luar biasa. Tidak ada orang yang mengharapkan kehadiran anakku !

Dari beberapa literatur yang aku baca, kebanyakan isinya menghibur para orang tua dengan anak autisme. Bahwa mereka adalah anugerah istimewa. Istimewa apanya ? Dia tak diharapkan di mana pun ! Dan berkali-kali aku berusaha berprasangka baik pada orang-orang di sekelilingku, tapi selalu kembali pada kenyataaan. Here I am. Sampai kapan pun, aku dan anak autisku, tak akan bisa kemana-mana. Di rumah saja, jauh lebih baik. Bagi aku, anakku dan orang-orang di sekitarku.

Tapi, pemikiran itu perlahan berubah. Seiring bertambahnya usianya, aku ingin dia bersekolah. Aku menyadari, aku dan suami akan semakin menua dan dia akan menjadi dewasa. Dia harus bersekolah dan mengenal dunia tempat dia hidup sekarang, bukan dunianya sendiri. Walau aku tidak tahu, bagaimana kelak dia menghadapi masa remaja dan dewasanya ? Apakah dia bisa mandiri dalam segala hal ? Adakah yang mau menikah dengannya ?

Tapi saat dia kumasukkan ke sebuah TK, tak ada anak yang mau bermain dengannya. Karena perilakunya tidak dipahami oleh teman-temannya. Tidak bisa diajak berkomunikasi. Gurunya pun merasa, berhadapan dengan anakku begitu menyulitkan. Dan, telingaku pun harus memerah tiap hari karena mendengar keluhan wali murid lainnya, yang iri kenapa Fathin boleh berkeliling kelas sementara anak mereka tidak boleh. Kenapa Fathin boleh tidak mengerjakan, sedangkan anak mereka tidak boleh. Tapi aku mencoba bertahan.

Dan anakku menempuh pendidikan TK selama 4 tahun. Dua tahun terakhir, aku sendiri yang menjadi gurunya karena saat itu aku mulai bekerja menjadi Guru TK di sebuah TK yang baru didirikan. Selepas itu, aku bingung, mau disekolahkan di mana anakku ? Tubuhnya semakin besar, tapi pola pikirnya masih seperti batita. Walau komunikasi antara aku dan dia hanya satu arah, tapi aku yang paling tahu bahwa dia sangat ingin masuk SD. Memakai baju putih merah.

Fathin saat perpisahan di SDLB
Untuk masuk ke sekolah umum, jelas tidak mungkin. Tidak ada SD yang siap menerima anak seperti Fathin. Akhirnya aku masukkan dia ke SDLB. Sungguh sebuah sekolah yang tidak tepat bagi anak autis seperti Fathin. Karena sepulang dari sekolah, dia semakin aneh. Malah menirukan gerakan dan cara bicara teman-temannya yang bisu tuli.




Akhirnya, aku memindahkan dia ke SDIT, sebuah sekolahi inklusi, atas saran beberapa teman.


Dan, sejak bersekolah di sinilah, aku perlahan merasakan keistimewaan itu. Subhanallah....

Ya, dalam setiap perilakunya, aku semakin yakin bahwa Allah tidak pernah salah menciptakan makhlukNya dan tidak pernah luput memberikan hikmah dalam setiap kejadian.

Semenjak bersekolah di SDIT yang memang kental dengan pembiasaan Islaminya, aku tidak pernah mengira bahwa putriku menjadi gadis yang selalu sholat tepat waktu. Tidak hanya itu dia selalu menunggu-nunggu waktu sholat. Pertanyaan sehari-harinya di antar waktu sholat adalah, "Ibu, sudah adzan sholat ?"
Duh, aku sendiri sebagai ibunya hampir tidak pernah menanyakan adzan sudah berkumandang atau belum, apalagi mempersiapkan diri menunggu waktu sholat. Begitu adzan berkumandang, dia langsung berwudhu' dan menggelar sajadah.
Putri cantikku lebih tahu, apa destinasi akhir dari hidup ini dan apa modal utama yang bisa menyelamatkannya di akhirat kelak.

Kini, senyum yang hadir di wajahku, bukan lagi sarana untuk mencoba berdamai dengan takdir. Aku bersyukur, Allah memilihku untuk melahirkan gadis istimewa dari rahimku. Yang di setiap akhir sholat, dia bahkan bisa mendoakan dirinya sendiri supaya sembuh. Menghadapi masa balighnya nanti, aku yakin DIA yang akan memudahkan semuanya.




Dan menjadi pemenang kedua, infonya ada di sini



21 komentar:

  1. subhanallah Mbak *speechless baca ceritanya.. apa2 yg digariskannya memang yang terindah ya mbak... semoga dek Fathin menjadi anak yang sholehah...

    Makasih banyak ya mbak partisipasinya, salam ukhuwah ^^

    BalasHapus
  2. Makasih sudah berkunjung ke gubugku mbak Monika.
    Makasih atas doanya. Aamiin. Aamiin. Aamiin.
    Salam ukhuwah yang hangat selalu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. subhanallah mbak.. hampir nangis saya bacanya.. ciptaan Allah selalu istimewa :)

      Hapus
    2. mbak Binta, makasih sudah berkunjung.
      Iya mbak, Al-Imran 190-191, gak ada yang sia-sia dalam penciptaanNYa.

      Hapus
  3. subhanallah mba liaa.......salut dengan kesabaran mba
    moga fathin menjadi anak sholehah. Yakin mba, Ia adalah anugerah terindah dari Allah untuk mba......

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak Sara, aslinya aku bukan orang penyabaaarrr. Bener deh. Masih lebih banyak senewennya, tapi kalau sudah lihat wajah imutnya, nyesel deh sudah sempat marahi dia.

      Hapus
  4. subhanallah... Dewi.. tulisan ini sarat dengan pencerahan... bikin trenyuh dan terharu... alahdmulillah, sungguh tidak ada yang sia-sia dalam setiap ciptaan Allah di muka bumi ini ya. Makasih ya sudah sharing pengalamannya dan mengajarkan tentang "berdamai dengan takdir" dan belajar untuk terus bersabar dan bersyukur pada setiap sesuatunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak Ade. Alhamdulillah sungguh bersyukur diberi amanah si Fathin. Walau kadang masih terasa berat, tapi selalu berusaha aku kembalikan pada DIA. Pasti ada banyak hikmah di balik semuanya.

      Hapus
    2. teman-temanku ada beberapa yang punya anak autis. Cobaan mereka juga berat-berat.. tapi aku selalu salut pada mereka karena mereka adalah orang tua yang tangguh dan itu sudah terbukti. Sama seperti dirimu. Sekarang tinggal diliat saja minat dan bakat Fathin apa, lalu bisa diarahkan ke sana kelak. Dengan begitu dia bisa menolong dirinya sendiri. karena pada dasarnya, tugas orang tua itu sama, mendidik anak agar kelak dia bisa menolong dirinya sendiri (biar bagaimanapun, orang tua adalah manusia biasa yang ada batas usianya). Tetap semangat ya Dewi

      Hapus
    3. Subhanallah, makasih atas motivasinya mbak Ade.
      Kadang aku merasa tugas mendidik dia begitu berat mbak, padahal standarku juga tidak terlalu tinggi. Cukup dia punya satu saja life skill bagiku sudah lebih dari cukup.

      Dulu awal2 sempat down juga mbak, tapi sekarang mulai optimis, pasti Fathin bisa. Dia punya minat di menggambar dan komputer. Semog bisa menjadi jalan kemandiriannya kelak.

      Hapus
  5. Anak spesial utk ortu spesial... yakin begitu, mba amalia. Aku gak bisa menasihati, karena ujianku tidak seberat mba amalia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Leyla, setiap ibu punya tugas berat akan amanah yang dia emban, yaitu anak-anaknya.
      Saya yang harusnya banyak menimba ilmu dari mbak Leyla, dua laki-laki pasti bikin puyenggg. Bagi resepnya mbak :D

      Hapus
    2. Subhanallah, Bunda Amalia..kembali lagi An tersentuh..
      :(
      Bunda adalah sosok ibunda yang inspiratif..
      salam kenal, ya, Bunda...
      salam sayang juga buat Fathin....

      Hapus
    3. Mbak Maharani, salam kenal Mbak Maharani.
      Semoga para ibu senantiasa diberi kekuatan dan kemudahan serta kelapangan hati dalam mempersiapkan anak2nya menjadi penegak dakwah di bumi ini. Aamiin.

      Hapus
  6. huhuhu mberebes milih. peluuukkkkkkkkkkk. semoga Allah merahmatimu dan seluruh keluargamu, mbak. mengangkat derajat mbak sekeluarga di hari akhir nanti. aamiin (cuma bisa mendoakan):")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak ikhaaa, peluuukk baliiikk :D
      Aamiin, makasih banyak doanya mbak. Buat keluarga mbak ikha juga, semoga selalu Sabar Unlimited :D

      Hapus
  7. Subhanallah...
    ketika kita minta bunga tetapi Allah memberi kita kaktus...
    bukti nyata yang ku temui dari hadist Nabi yang ku pelajari beberapa waktu lalu bahwa Allah menjadikan cobaan dalam bentuk 2 sisi yaitu sebagai sikasaan ketika kita tidak bersabar dan akan menjadi rahmat jika kita sabar dan ikhlas menerimanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manusia selalu berproses.
      Awalnya masih merasa bahwa Allah talah salah menulis takdir. Tapi begitu melihat Fathin sendiri tak peduli dengan takdir itu, maka kita semua belajar darinya, tentang bagaimana rahmat Allah itu bisa digapai dengan mudah.
      Terima kasih motivasinya Deadlaif

      Hapus
  8. Subhanallah .. merinding membacanya. Fathin yang luar biasa ... tante speechless Nak ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tante Niar, gak usah merinding, doakan Fathin sembuh ya ( begitu kata Fathin ) :D

      Hapus
  9. SEKEDAR INFO BOCORAN TOGEL
    JIKA ANDA BUTUH A'NGKA GHOIB/JITU
    SGP HK MALAYSIA ARAB SAUDI LAOS
    2D_3D_4D-5D-6D-7D DI JAMIN 100% TEMBUS...
    SAYA BUKTINYA SUDAH 5X JP
    DAN SAYA SUDAH BENER2 YAKIN DENGAN AKI RORO
    YANG TELAH MEMBERIKAN ANGKA RITUAL NYA
    BAGI ANDA YANG SUKA MAIN TOGEL
    & INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN GABUNG DENGAN AKI RORO
    SILAHKAN HUB DI NO: ((_082_336_642_456_))


    Sekian lama saya bermain togel baru kali ini saya
    benar-benar merasakan yang namanya kemenangan 4D
    dan alhamdulillah saya dpat Rp 250 juta dan semua ini
    berkat bantuan angka dari AKI RORO
    karena cuma Beliaulah yang memberikan angka
    ritual yg di jamin 100% tembus awal saya
    bergabung hanya memasang 100 ribu karna
    saya ngak terlalu percaya ternyatah benar-benar
    tembus dan kini saya ngak ragu-ragu lagi untuk memasang
    angka nya,,,,buat anda yg butuh angka yang di jamin tembus
    hubungi AKI RORO DI NO: ((_082_336_642_456_))
    insya allah beliu akan siap menbatu kesusahan anda
    ''kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T dan terima kasih banyak kepada AKI RORO

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...