( Cerpen ini pernah dimuat di Colosseum Radar Bromo )
Jeritan istriku
yang sedang berada di dapur terdengar sampai ke ruang tamu. Koran yang sejak
satu jam yang lalu menemani acara minum kopiku langsung kulempar begitu saja.
Dan laksana terbang, aku bergegas berlari ke dapur. Pasti, istriku mengalami
kejadian yang luar biasa, karena pekik ngerinya masih berlanjut.
“Dik ! Ada apa ?” seruku ikut
histeris.
Istriku memeluk
dirinya sendiri. Posisi yang biasa dia lakukan bila dia merasa ngeri. Mimik wajahnya
tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dia menunjuk ke arah lemari yang berada
di bagian bawah tempat kompor gas. Pintu lemari itu terlepas dari engselnya dan
ambruk ke lantai. Serpihan kayu dan tanah berhamburan ke mana mana.
“Kenapa
lemarinya ?” tanyaku bergegas sambil mengguncang badannya. Tubuh istriku
gemetar dan bisa kurasakan bulu-bulu di tangannya merinding.
“Lihat sendiri
!”
Dan wanita yang
sangat kucintai itu pun berlari meninggalkan dapur.
Dengan langkah
jantan, itikad untuk selalu melindungi belahan jiwa, aku mendekat ke arah
lemari. Bisa jadi, ada sesuatu yang mengerikan yang tadi muncul dari dalam
lemari, yang membuat pintu lemari ini sampai terlepas dan sekaligus membuat istriku
sangat ketakutan.
Dan umpatan pun
akhirnya terlontar dari dalam mulutku. Seluruh bagian dalam lemari itu telah
penuh dengan tanah yang didempulkan oleh pelakunya. Sementara mahkluk-makhluk
putih berkeliaran dari sela-sela pintu lemari yang ambruk. Aku menekan sebagian
kusen pintu itu. Dan kurasakan dalamnya bukan lagi kayu. Tapi tanah. Rayap
telah bersarang di lemari kayu ini dan sudah memakan habis semua kayunya. Entah
sudah berapa lama.
OoO
“Bagaimana
mungkin kamu sampai tidak tahu kalau ada rayap di situ, Dik ? Kalau dia baru
sedikit saja membuat sarang, kan
lemari itu masih bisa diselamatkan ?”
“Mas ini
bagaimana sih ? Mas kan
tahu aku paling takut sama binatang-binatang menjijikkan seperti itu. Mana
mungkin aku berani menyentuhnya. “
Aku mendengus, “Kan ada aku, Dik ! Aku
suamimu. Tidak akan kubiarkan apapun membuatmu ketakutan seperti tadi pagi. ”
“Mas ….
Sebenarnya, tiap hari aku selalu membuka lemari itu, karena sebagian perabotan
dapur aku simpan di situ. Tapi bukankah, selama tiga minggu ini kita tinggal di
rumah Bapak karena ibu masuk rumah sakit ? Dan Mas yang tiap hari pulang ke
sini. Kenapa Mas tidak menengok ke dalam lemari itu ?”
Aku mendengus
lagi. Mana tahu aku kalau rayap itu bakal menghabiskan lemari itu ?
“Tugas Mas lo ….
“
“Apa ?”
“Mengusir
rayap-rayap itu. Atau lemari di dapur habis semua. “
Aku hanya
mengangguk. Tenang saja, aku adalah pemimpin di keluarga ini. Jadi, aku yang
akan menyelesaikan semua masalah di rumah ini. Termasuk masalah mahkluk kecil
bernama rayap itu.
OoO
Perburuan di
mulai keesokan harinya. Saat istriku kembali menjerit, karena pintu kusen kamar
mandipun ternyata sudah habis dimakan rayap. Tanpa sengaja, saat keluar dari
kamar mandi, sikut istriku terantuk kusen, dan rontokan tanah keluar dari dalam
kusen yang ternyata sudah kosong isinya.
Senjataku hanya
golok dan semprotan obat nyamuk yang berisi minyak tanah. Istriku kuungsikan ke
rumah mertua. Aku sendiri yang akan menghadapi rayap-rayap itu sampai rayap
terakhir, bahkan mungkin raja rayapnya berhasil kumusnahkan.
Rumah ini adalah
rumah peninggalan almarhum orang tuaku. Sebagai anak tunggal, hanya aku
satu-satunya yang mengenal seluk beluk rumah ini, karena memang sejak aku
dilahirkan dan dibesarkan di rumah ini.
Dari dulu aku
memang tidak pernah peduli dengan urusan rumah. Mungkin saja, sebelumnya, saat
bapak dan ibuku masih ada, mereka sering bertempur dengan rayap, tanpa
kuketahui kapan. Sekarang, generasi telah berganti. Aku yang bertempur melawan
rayap.
Semua kusen di
seluruh rumah kuperiksa. Tanda-tanda rayap yang lihai menyembunyikan aksinya,
kuamati dengan cermat. Beberapa kusen pintu rumahku ternyata sebagian sudah
menjadi korban. Entah karena usia rumah ini sudah lama, atau aku yang kurang
peduli mengurus rumah. Bahkan bagian belakang lemari baju istrikupun sudah
separuh yang dilahap binatang kecil itu. Untung saja, istriku tercinta tidak
ada di tempat. Kalau iya, dia pasti histeris dan pingsan. Bahwa ternyata selama
ini, dia begitu dekat dengan rayap-rayap itu. Mereka berjalan beramai-ramai di
dalam kayu, memakan habis dalamnya, bahkan mungkin sambil terbahak-bahak karena
di empunya telah berhasil dikelabuinya.
Satu liter
minyak tanah sudah kuhabiskan untuk menyemprot semua kayu bekas sarang rayap.
Seperti halnya mereka yang tidak peduli dan tidak pilih-pilih, kayu mana yang
akan mereka makan dan mereka jadikan sarang, aku pun tidak peduli dengan mereka
yang menggeliat-geliat, berlarian ke sana
ke mari, menghindari pertempuranku.
“Kau pasti
bangga pada Mas, Dik ! Aku sudah berhasil membantai semua rayap di rumah kita !
Tidak ada lagi rayap !” gumamku bersemangat.
Semua rayap yang
sudah mati itupun kukumpulkan jadi satu. Beberapa saat, aku sempat menikmati
mereka yang masih menggeliat. Lalu bersama bekas sarang mereka, serpihan kayu
dan tanah liat yang sudah kering, aku buang ke tempat pembuangan sampah. Tempat
yang layak bagi mereka.
OoO
Pertempuranku
dengan rayap yang menuai sukses besar, terdengar seantero kampung. Ini pasti
karena saking bangganya istriku pada suaminya. Jadi dia bercerita ke para
tetangga saat berbenja tentang kepiawaianku memberantas rayap. Rumah kami sudah
bebas rayap.
“Mas … istri Pak
Kodir tadi minta tolong supaya Mas memberantas rayap di rumahnya. Kasihan Mas.
Pak Kodir kan
masih lumpuh karena stroke, jadi siapa lagi yang bisa. Anak-anak mereka tidak
ada kota ini.
Mau kan Mas
?”
“Mereka kan bisa
pakai kuli, dik. Masa aku ?“
“Mereka minta
tolong, Mas. Mereka maunya Mas Nukin, yang sudah mereka percaya. Kalau membayar
kuli, mereka khawatir dibohongi. Mau ya Mas .. “
Rayuan istriku
kurenungkan beberapa saat, dan aku pun mengangguk dengan mantap. Senangnya bisa
membantu tetangga. Apalagi urusan rayap yang sepele.
Istrikupun ikut
senang. Dia ikut membantuku memberantas rayap di rumah Pak Kodir. Bahkan, dia sudah
berani menyapu rontokan tanah bekas rayap. Tapi bila ada rayap yang panik dan
keluar dari rontokan tanah itu, dia pun dengan panik langsung memukul-mukulkan
sapunya berkali-kali pada sang rayap. Ternyata, dia lebih sadis dari aku. He..
he ..
Sukses di rumah
Pak Kodir, membuat reputasiku pun semakin melambung. Aku dan istriku sering
dimintai tolong oleh orang-orang untuk membasmi rayap di rumah mereka. Kalau
mereka menggunakan jasa kuli, pasti keluar ongkos. Tapi, bila mereka meminta
tolong aku dan istriku, yang sekarang jadi tim pembasmi rayap yang kompak, tak
akan mau aku menerima sepeserpun dari mereka. Membantu sudah merupakan
kesenangan bagiku. Dan tentu saja, aku semakin piawai dan ahli dalam bidang
pembasmian rayap. Semakin waspada dan jeli mengamati berbagai kayu dan kusen
tetangga yang seolah tidak dimakan rayap, tapi sebenarnya menjadi sarang rayap.
Bahkan aku mulai menyarankan mereka untuk memakai berbagai jenis obat pencegah
rayap. Dan istriku mulai mencoba berjualan beberapa jenis obat pembasmi rayap.
OoO
Malam itu, aku merebahkan
tubuhku di samping istriku. Ini hari yang melelahkan. Seharian tadi, kami
berdua membasmi rayap di rumah tetangga sebelah. Kerusakannya sangat parah. Dia
telah kehilangan seluruh kusen pintu rumahnya, tanpa disadarinya. Maklum, dia
hanya seorang nenek tua yang tinggal seorang diri.
“Mas …
sepertinya bisnis obat pembasmi rayap cukup menguntungkan ya Mas ?”
“Yah ..
syukurlah. Selain membantu tetangga, kan
juga membantu ekonomi kita. Lumayan, buat persiapan kalau kita punya anak
nanti. “
“Tapi …. Kusen-kusen kita jadi bolong-bolong. Kapan
kita ganti Mas ?”
“Sabar dulu,
dik. Kita kumpulkan dulu uangnya. Soal mengganti kusen, aku bukan ahlinya. Aku
hanya ahli mencari sarang rayap. “
Istriku tertawa
geli dan mencubit lenganku mesra.
“Mas Nukin…
tetangga bilang, katanya Mas baik sekali mau membantu mereka membasmi rayap.
Berarti mereka sayang kita ya Mas ?”
Aku berusaha
sedikti tersenyum. Mataku sudah berat.
“Tapi … aku
merasa, masih ribuan lagi yang membenci kita Mas ?”
Aku mengeryitkan
kening. Apa maksud istriku ?
“Aku yakin,
masih banyak ribuan rayap yang belum Mas basmi. Dan kadang aku merasa was-was,
mereka akan membalas dendam pada kita…. “
Aku terkekeh di
sela kantukku. Mana mungkin, makhluk kecil yang buta itu punya rasa benci pada
kami, apalagi membalas dendam. Wajahku saja dia tidak bisa melihatnya.
Lagipula, salah mereka sendiri memakan kayu di rumah orang.
Oahmmm ….
Sepertinya aku akan tidur lama. Aku butuh istirahat karena sangat ngantuk dan
capek.
OoO
Jam tiga dini
hari, Pak RT dan beberapa warga bergegas menuju rumah Nukin, salah seorang
warganya yang beberapa minggu terakhir menjadi populer di kampungnya sebagai
pembasmi rayap.
Hatinya menjadi
pilu saat melihat rumah Nukin. Tidak ada bencana alam, gempa apalagi tsunami.
Tapi rumah Nukin hancur. Seluruh atapnya ambruk, dan sebagian temboknya runtuh
tertimpa atap. Beberapa warga berusaha menyingkirkan pecahan genteng dan
serpihan kayu yang habis dimakan rayap. Tidak ada suara Nukin dan istrinya dari
dalam reruntuhan rumah, membuat mereka panik.
Ternyata, Nukin
tidak sehebat seperti perkiraan orang. Ada
yang luput dari perhatiannya. Kuda-kuda rumahnya, habis dimakan rayap. Dan
malam itu, rayap-rayap membalaskan dendamnya pada Nukin dan istrinya.
OoO
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut