Sabtu, 08 September 2012

RAYAP


( Cerpen ini pernah dimuat di Colosseum Radar Bromo )

Jeritan istriku yang sedang berada di dapur terdengar sampai ke ruang tamu. Koran yang sejak satu jam yang lalu menemani acara minum kopiku langsung kulempar begitu saja. Dan laksana terbang, aku bergegas berlari ke dapur. Pasti, istriku mengalami kejadian yang luar biasa, karena pekik ngerinya masih berlanjut.
“Dik ! Ada apa ?” seruku ikut histeris.
Istriku memeluk dirinya sendiri. Posisi yang biasa dia lakukan bila dia merasa ngeri. Mimik wajahnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dia menunjuk ke arah lemari yang berada di bagian bawah tempat kompor gas. Pintu lemari itu terlepas dari engselnya dan ambruk ke lantai. Serpihan kayu dan tanah berhamburan ke mana mana.
“Kenapa lemarinya ?” tanyaku bergegas sambil mengguncang badannya. Tubuh istriku gemetar dan bisa kurasakan bulu-bulu di tangannya merinding.
“Lihat sendiri !”
Dan wanita yang sangat kucintai itu pun berlari meninggalkan dapur.
Dengan langkah jantan, itikad untuk selalu melindungi belahan jiwa, aku mendekat ke arah lemari. Bisa jadi, ada sesuatu yang mengerikan yang tadi muncul dari dalam lemari, yang membuat pintu lemari ini sampai terlepas dan sekaligus membuat istriku sangat ketakutan.
Dan umpatan pun akhirnya terlontar dari dalam mulutku. Seluruh bagian dalam lemari itu telah penuh dengan tanah yang didempulkan oleh pelakunya. Sementara mahkluk-makhluk putih berkeliaran dari sela-sela pintu lemari yang ambruk. Aku menekan sebagian kusen pintu itu. Dan kurasakan dalamnya bukan lagi kayu. Tapi tanah. Rayap telah bersarang di lemari kayu ini dan sudah memakan habis semua kayunya. Entah sudah berapa lama.
OoO
“Bagaimana mungkin kamu sampai tidak tahu kalau ada rayap di situ, Dik ? Kalau dia baru sedikit saja membuat sarang, kan lemari itu masih bisa diselamatkan ?”
“Mas ini bagaimana sih ? Mas kan tahu aku paling takut sama binatang-binatang menjijikkan seperti itu. Mana mungkin aku berani menyentuhnya. “
Aku mendengus, “Kan ada aku, Dik ! Aku suamimu. Tidak akan kubiarkan apapun membuatmu ketakutan seperti tadi pagi. ”
“Mas …. Sebenarnya, tiap hari aku selalu membuka lemari itu, karena sebagian perabotan dapur aku simpan di situ. Tapi bukankah, selama tiga minggu ini kita tinggal di rumah Bapak karena ibu masuk rumah sakit ? Dan Mas yang tiap hari pulang ke sini. Kenapa Mas tidak menengok ke dalam lemari itu ?”
Aku mendengus lagi. Mana tahu aku kalau rayap itu bakal menghabiskan lemari itu ?
“Tugas Mas lo …. “
“Apa ?”
“Mengusir rayap-rayap itu. Atau lemari di dapur habis semua. “
Aku hanya mengangguk. Tenang saja, aku adalah pemimpin di keluarga ini. Jadi, aku yang akan menyelesaikan semua masalah di rumah ini. Termasuk masalah mahkluk kecil bernama rayap itu.
OoO
Perburuan di mulai keesokan harinya. Saat istriku kembali menjerit, karena pintu kusen kamar mandipun ternyata sudah habis dimakan rayap. Tanpa sengaja, saat keluar dari kamar mandi, sikut istriku terantuk kusen, dan rontokan tanah keluar dari dalam kusen yang ternyata sudah kosong isinya.
Senjataku hanya golok dan semprotan obat nyamuk yang berisi minyak tanah. Istriku kuungsikan ke rumah mertua. Aku sendiri yang akan menghadapi rayap-rayap itu sampai rayap terakhir, bahkan mungkin raja rayapnya berhasil kumusnahkan.
Rumah ini adalah rumah peninggalan almarhum orang tuaku. Sebagai anak tunggal, hanya aku satu-satunya yang mengenal seluk beluk rumah ini, karena memang sejak aku dilahirkan dan dibesarkan di rumah ini.
Dari dulu aku memang tidak pernah peduli dengan urusan rumah. Mungkin saja, sebelumnya, saat bapak dan ibuku masih ada, mereka sering bertempur dengan rayap, tanpa kuketahui kapan. Sekarang, generasi telah berganti. Aku yang bertempur melawan rayap.
Semua kusen di seluruh rumah kuperiksa. Tanda-tanda rayap yang lihai menyembunyikan aksinya, kuamati dengan cermat. Beberapa kusen pintu rumahku ternyata sebagian sudah menjadi korban. Entah karena usia rumah ini sudah lama, atau aku yang kurang peduli mengurus rumah. Bahkan bagian belakang lemari baju istrikupun sudah separuh yang dilahap binatang kecil itu. Untung saja, istriku tercinta tidak ada di tempat. Kalau iya, dia pasti histeris dan pingsan. Bahwa ternyata selama ini, dia begitu dekat dengan rayap-rayap itu. Mereka berjalan beramai-ramai di dalam kayu, memakan habis dalamnya, bahkan mungkin sambil terbahak-bahak karena di empunya telah berhasil dikelabuinya.
Satu liter minyak tanah sudah kuhabiskan untuk menyemprot semua kayu bekas sarang rayap. Seperti halnya mereka yang tidak peduli dan tidak pilih-pilih, kayu mana yang akan mereka makan dan mereka jadikan sarang, aku pun tidak peduli dengan mereka yang menggeliat-geliat, berlarian ke sana ke mari, menghindari pertempuranku.
“Kau pasti bangga pada Mas, Dik ! Aku sudah berhasil membantai semua rayap di rumah kita ! Tidak ada lagi rayap !” gumamku bersemangat.
Semua rayap yang sudah mati itupun kukumpulkan jadi satu. Beberapa saat, aku sempat menikmati mereka yang masih menggeliat. Lalu bersama bekas sarang mereka, serpihan kayu dan tanah liat yang sudah kering, aku buang ke tempat pembuangan sampah. Tempat yang layak bagi mereka.
OoO
Pertempuranku dengan rayap yang menuai sukses besar, terdengar seantero kampung. Ini pasti karena saking bangganya istriku pada suaminya. Jadi dia bercerita ke para tetangga saat berbenja tentang kepiawaianku memberantas rayap. Rumah kami sudah bebas rayap.
“Mas … istri Pak Kodir tadi minta tolong supaya Mas memberantas rayap di rumahnya. Kasihan Mas. Pak Kodir kan masih lumpuh karena stroke, jadi siapa lagi yang bisa. Anak-anak mereka tidak ada kota ini. Mau kan Mas ?”
“Mereka kan bisa pakai kuli, dik. Masa aku ?“
“Mereka minta tolong, Mas. Mereka maunya Mas Nukin, yang sudah mereka percaya. Kalau membayar kuli, mereka khawatir dibohongi. Mau ya Mas .. “
Rayuan istriku kurenungkan beberapa saat, dan aku pun mengangguk dengan mantap. Senangnya bisa membantu tetangga. Apalagi urusan rayap yang sepele.
Istrikupun ikut senang. Dia ikut membantuku memberantas rayap di rumah Pak Kodir. Bahkan, dia sudah berani menyapu rontokan tanah bekas rayap. Tapi bila ada rayap yang panik dan keluar dari rontokan tanah itu, dia pun dengan panik langsung memukul-mukulkan sapunya berkali-kali pada sang rayap. Ternyata, dia lebih sadis dari aku. He.. he ..
Sukses di rumah Pak Kodir, membuat reputasiku pun semakin melambung. Aku dan istriku sering dimintai tolong oleh orang-orang untuk membasmi rayap di rumah mereka. Kalau mereka menggunakan jasa kuli, pasti keluar ongkos. Tapi, bila mereka meminta tolong aku dan istriku, yang sekarang jadi tim pembasmi rayap yang kompak, tak akan mau aku menerima sepeserpun dari mereka. Membantu sudah merupakan kesenangan bagiku. Dan tentu saja, aku semakin piawai dan ahli dalam bidang pembasmian rayap. Semakin waspada dan jeli mengamati berbagai kayu dan kusen tetangga yang seolah tidak dimakan rayap, tapi sebenarnya menjadi sarang rayap. Bahkan aku mulai menyarankan mereka untuk memakai berbagai jenis obat pencegah rayap. Dan istriku mulai mencoba berjualan beberapa jenis obat pembasmi rayap.
OoO
Malam itu, aku merebahkan tubuhku di samping istriku. Ini hari yang melelahkan. Seharian tadi, kami berdua membasmi rayap di rumah tetangga sebelah. Kerusakannya sangat parah. Dia telah kehilangan seluruh kusen pintu rumahnya, tanpa disadarinya. Maklum, dia hanya seorang nenek tua yang tinggal seorang diri.
“Mas … sepertinya bisnis obat pembasmi rayap cukup menguntungkan ya Mas ?”
“Yah .. syukurlah. Selain membantu tetangga, kan juga membantu ekonomi kita. Lumayan, buat persiapan kalau kita punya anak nanti. “
“Tapi  …. Kusen-kusen kita jadi bolong-bolong. Kapan kita ganti Mas ?”
“Sabar dulu, dik. Kita kumpulkan dulu uangnya. Soal mengganti kusen, aku bukan ahlinya. Aku hanya ahli mencari sarang rayap. “
Istriku tertawa geli dan mencubit lenganku mesra.
“Mas Nukin… tetangga bilang, katanya Mas baik sekali mau membantu mereka membasmi rayap. Berarti mereka sayang kita ya Mas ?”
Aku berusaha sedikti tersenyum. Mataku sudah berat.
“Tapi … aku merasa, masih ribuan lagi yang membenci kita Mas ?”
Aku mengeryitkan kening. Apa maksud istriku ?
“Aku yakin, masih banyak ribuan rayap yang belum Mas basmi. Dan kadang aku merasa was-was, mereka akan membalas dendam pada kita…. “
Aku terkekeh di sela kantukku. Mana mungkin, makhluk kecil yang buta itu punya rasa benci pada kami, apalagi membalas dendam. Wajahku saja dia tidak bisa melihatnya. Lagipula, salah mereka sendiri memakan kayu di rumah orang.
Oahmmm …. Sepertinya aku akan tidur lama. Aku butuh istirahat karena sangat ngantuk dan capek.
OoO
Jam tiga dini hari, Pak RT dan beberapa warga bergegas menuju rumah Nukin, salah seorang warganya yang beberapa minggu terakhir menjadi populer di kampungnya sebagai pembasmi rayap.
Hatinya menjadi pilu saat melihat rumah Nukin. Tidak ada bencana alam, gempa apalagi tsunami. Tapi rumah Nukin hancur. Seluruh atapnya ambruk, dan sebagian temboknya runtuh tertimpa atap. Beberapa warga berusaha menyingkirkan pecahan genteng dan serpihan kayu yang habis dimakan rayap. Tidak ada suara Nukin dan istrinya dari dalam reruntuhan rumah, membuat mereka panik.
Ternyata, Nukin tidak sehebat seperti perkiraan orang. Ada yang luput dari perhatiannya. Kuda-kuda rumahnya, habis dimakan rayap. Dan malam itu, rayap-rayap membalaskan dendamnya pada Nukin dan istrinya.
OoO



1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...