Listrik padam sejak jam 3 dini hari.
Selepas subuh, aku terpaksa memaksa nasi dengan cara tradisonal, maksudnya tidak menggunakan Magic Comp seperti biasanya. Kesempatan ini aku gunakan untuk mengajari Nayla, putri ke-3 ku. Nayla ini anak yang motorik kasar dan halusnya bagus. Dia pun suka diajari hal-hal baru yang berbau 'wanita'.
Saat aku mengaduk beras di atas panci, maka nasehat pun aku luncurkan. Dia yang menyorotkan lampu senter dan aku yang memasak.
"Nay, begini cara masak nasi yang sebenarnya. Direbus dulu, baru nanti dikukus. Dulu ibu waktu sekolah, membantu nenek memasak nasi seperti ini."
"Tidak pakai magic comp ya bu ?"
"Tidak. Seperti ini masaknya."
Nayla diam sejenak, lalu dia menggelandot di pingganggku.
"Ibu, kalau aku besok sudah punya anak, terus lampu mati, terus aku masak nasi seperti ini, terus aku bilang begiti, dulu ibu suka membantu nenek masak nasi seperti ini. Begitu ya bu ?"
Aku hampir terbahak.
Jadi yang dia tangkap adalah kalimatku saja. Tapi mudah-mudahan kelak kau akan menjadi ibu rumah tangga yang baik dan istimewa, Nak. Lebih baik dari ibumu ini, yang bisanya cuma mengetik kisah ini di blog.
ucapan anaknya lucu banget aku ampek nyengir endirian mbak...
BalasHapusanaknya memang lucu dan spontan, cepetan punya anak makanya .... hehehe
Hapus