Pertama adalah ketika aku bekerja di sebuah PLTD milik sebuah perusahaan swasta bernama di Tulang Bawang - Lampung. Di perusahaan terpadu tambak udang ini, aku bekerja di Laboratorium QA & EC Power House. Tempat bertenggernya 22 mesin diesel Wartsila yang masing-masing berkapasitas 3 MW. Aku bahkan masih ingat, headset yang kugunakan tiap hari tidak begitu mengurangi bisingnya mesin raksasa itu. Dan air mineral di dalam botol yang senantiasa beriak ketika diletakkan di meja kantor, akibat getaran mesin diesel yang beroperasi. Juga aura hangat ketika melintas di barisan trafo di belakang gedung. Dan pemandangan yang akrab adalah, para operator mesin yang sedang overhoul alias membongkar mesin. Tangan dan wajah mereka yang belepotan oli dan baju yang basah karena keringat. Yang jelas, situasi yang selalu terekam dalam ingatanku adalah gerah dan bising.
Kedua, masih di perusahaan yang sama. Salah seorang temanku bekerja di bagian jaringan. Saat memperbaiki jaringan, terjadi miskomunikasi dengan Power House. Walhasil, tubuh bos dari temanku yang masih nangkring di tiang listrik, sempat bercahaya ketika arus listrik mendadak mengalir. Tubuh itu langsung melorot turun dan pingsan. Ingatan yang masih jelas di kepalaku adalah, profesi mereka adalah profesi yang bertaruh dengan nyawa. Dan kesalahan komunikasi adalah hal yang dimaklumi terjadi sebagai human error, mengingat operator di Power House adalah manusia, bukan malaikat.
Gambar diambil dari sini |
Ketiga, adalah sebuah pemandangan indah di kala malam, kurang dari 100 km sebelah timur kotaku. The Java Power, sebuah pembangkit listrik tenaga uap, PLTU Paiton. Setiap traveller yang melewati jalur pantura dari Probolinggo menuju Situbondo pasti melewati PLTU ini. Dan selalu, decak kagum yang terlontar melihat kemegahannya, terutama di malam hari. Jujur, walau gak kerja di sana dan juga bukan pemiliknya, aku sangat bangga dengan PLTU yang gemerlapnya melebihi pasar malam ini..
Ternyata, kusadari, aku tidak hanya bergantung pada listrik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memasak, pompa, menyeterika, penerangan, kipas angin, komputer, charge ponsel dan lain-lain. Tapi, aku juga dekat dengan sumber listrik bahkan pernah bergelut di sana. Jadi, aku sangat memahami ketika tiba-tiba listrik padam, tanpa pemberitahuan dari PLN. Pasti ada troubleshooting yang terjadi di lapangan. Dan aku tahu, itu bukan hal yang mudah dan dapat ditangani dalam waktu singkat. Orang-orang yang bekerja di lapangan, aku sungguh percaya, mereka tak ingin ada trouble, sehingga mereka harus turun ke lapangan dan mengecek trafo atau tiang listrik, dan menuntaskan masalah sesegera mungkin. Sementara para pelanggan tak mau aliran listrik terputus selama berjam-jam.
Tapi, walau aku sudah pernah nyemplung di dunia perlistrikan (walau cuma mengamati dari dekat ...hehehe), tetap saja aku merasa tidak nyaman bila listrik padam tanpa pemberitahuan. Jadinya berasa kembali ke era 30 tahun yang lalu, ketika listrik belum masuk ke desaku. Memasak nasi ala tradisonal yang tidak bisa disambi dengan pekerjaan lain, karena nasinya bisa gosong kalau gak diaduk. Seterika yang harus ditunda hingga listrik menyala. Dan malam hari, penerangan harus menggunakan lilin, yang tentu saja tidak memadai untuk anak-anakku belajar. Dan yang lebih gawat lagi adalah, aku gak bisa menghidupkan komputer. Jadi kalau listrik padam seharian, alamat aku hanya mondar mandir di dalam rumah, gak ada kerjaan.
Saking seringnya listrik padam, jadinya aku sampai hafal jam-jam listrik mati dan kapan hidup lagi. Jika jam 8 sampai 10 pagi sudah padam, alamat hidup lagi paling cepet jam 3 sore dan paling lama menjelang maghrib. Katanya, kalau padam model seperti ini, ada maintenance. Kalau padam tengah malam mendadak, hidup sekelebat dan padam lagi, alamat jadi candle light sleep deh. Katanya, kalau seperti itu pertanda ada trafo yang rusak dan gak bisa nyala lagi.
Apakah benar begitu, PLN ?
Seperti yang kuceritakan di atas, aku memahami setiap pemadaman yang terjadi. Mungkin karena aku hanya ibu rumah tangga, jadi yaaahhh ... aku tidak mendapat pemberitahuan resmi dari PLN tentang pemadaman. Kalau aku bekerja di kantor atau sebuah perusahaan, pasti ada pemberitahuan dari PLN tentang pemadaman bergilir. Yang jadi pertanyaanku adalah, bila ada kerusakan di jaringan, dan listrik terpaksa padam cukup lama, apa ya yang dilakukan oleh karyawan kantor yang pekerjaannya sangat tergantung pada ketersediaan listrik ?
Dan aku juga memahami, kalau tarif dasar listrik alias TDL, tidak ubahnya seperti BBM. Naik terus gak pernah turun :D. Mungkin bila semua orang sebelumnya pernah bekerja di PLTD seperti aku, pasti gak bakal protes dengan kenaikan TDL. Lha melihat para karyawannya seperti itu kerjanya, siapa yang tega mereka hanya dibayar seuprit, padahal sudah berjasa membuat malam kita tidak candle ligt terus.
Tapi, sebagai konsumen, dan bertepatan juga dengan HUT PLN yang ke-67, boleh dong aku berharap, di depan lilin yang menyala, agar kinerja PLN ke depan lebih bagus lagi. Katanya sekarang sedang menggalakkan anti korupsi, ayo dong dukung konsumennya juga anti korupsi. Jangan biarkan konsumen berlama-lama membuang jam kerja hanya karena listrik padam. Korupsi waktu dong namanya.
Sebagai masyarakat awam, aku hanya bisa make a wish buat PLN.
Pertama, tambah dong tenaga 'super ahli' yang bisa menangani troubleshooting di lapangan dalam hitungan detik saja ( maunya begitu ... hehehe ), hingga listrik tidak perlu padam berjam-jam. Tapi akan lebih menyenangkan lagi bila tak pernah padam.
Kedua, para masyarakat non kantoran seperti saya, juga ingin mendapat pemberitahuan bila ada pemadaman berkala. Di daerah perkampungan, terkadang pemberitahuan via mesjid atau muholla lebih efektif dan efisian menjangkau semua lapisan masyarakat. Jadi, kita sudah mempersiapkan segala kebutuhan yang membutuhkan listrik lebih awal dan siap memanfaatkan waktu tanpa listrik dengan pekerjaan lain yang lebih bermanfaat.
Ketiga dan terakhir, doaku buat PLN, semoga tercapai tekadnya untuk menjadi instansi yang bersih dari segala bentuk korupsi dan semoga PLN semakin profesional dalam melayani masyarakat, setia masyarakat dan terangi Nusantara. Aamiin.
iya, pemberitahuan saat pemadaman berkala membuat konsumen lebih siap.
BalasHapussaling berkunjung ^_^
yuop betul itu GCG, aku main ke rumahmu ya :D
Hapussemoga menang ya mbak..
BalasHapusiki dek win to ?
Hapusgak berharap menang dek, sudah seneng bisa curcol dan pasti dibaca oleh PLN :D
lg ikutan kontes blog pln ya?
BalasHapussemoga menang ya.
di tunggu kungjungan baliknya di pondoklukman
lagi memanfaatkan celah untuk curhat ke PLN :D
Hapustunggu kunjunganku yaaa
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut