Minggu, 19 Agustus 2012

Imunisasi Atau Tidak ?

WARNING ! Postingan ini isinya COPAS ! Hehehehe.....

Suatu ketika saya bertanya di salah satu Grup, tentang imunisasi. Pertanyaan ini muncul karena mengetahui beberapa teman ( bergerak di dunia medis ) malah anti imunisasi, sementara mereka bekerja di instansi kesehatan yang kerap menyelenggarakan posyandu untuk imunisasi.

Ada apa dengan imunisasi ?

Kontroversi imunisasi berseliweran di dumay. Masing-masing pihak, Pro dan Kontra mempunyai pertimbangan dan 'bukti' masing-masing. Dan hal itu telah membuat para ibu termasuk saya bingung. Yang mana sih yang benar ? Dan di grup ini saya mendapatkan jawabannya. Berikut adalah jawaban dari seorang dokter tentang imunisasi yang bagi saya cukup  komplit, dan telah mendapat ijin untuk copas and share dari dokumen grup. Berhubung malas ngetik ulang, walhasil dicopas berikut gambar dan linknya.



Imunisasi, Vaksinasi Dan Misteri Konspirasi


by : dr. Kartika Dewi [user: kartika.dewi.1238]

Imunisasi adalah salah satu program medis yang paling banyak menimbulkan reaksi di masyarakat.
Baik dari segi pembuatan, bahan-bahan, serta tujuannya.
 Saya sendiri sama sekali tidak memiliki hasrat untuk meyakinkan siapapun untuk mempercayai 'dokter'.
Sebab kepercayaan buat suatu hal yang bisa dibuat. Ia akan lahir dengan sendirinya bila saatnya layak.
Jadi yah, apa yang saya katakan berikut ini hanyalah pengetahuan dan pengalaman, baik dari saya sendiri, maupun dari keluarga saya, yang besar di lingkungan medis.

| Perkembangan Vaksin

Perkembangan vaksin dari pertama kali ditemukan telah jauh lebih maju. Namun sejak ide ini pertama kali dicetuskan dan ditemukan, saya rasa, tidak ada niat jahat sama sekali dalam hal vaksinasi.
Untuk mengetuk dan melembutkan hati teman-teman, I'll remind you that one of our principles is, "First, DO NOT HARM...!"
  Dari zaman Hipokrates sampai Patch Adams, juga Paul Farmer, kami, para dokter (termasuk mahasiswa kedokteran, dan rekan sejawat), umumnya tidak ingin menyakiti siapapun.  
Namun, sama halnya dengan kontroversi AIDS (Sampai kini masih ada pihak yang menganggap HIV itu hoax lho), Flu Burung (Ini juga beritanya sebenarnya tumpang-tindih),
Kontroversi Vaksin juga mewabah menjadi tidak terkendali. Berita-beritanya serba tumpah-tindih. Awalnya sepele lalu menjadi teror. Mirip 'SMS Mama minta pulsa". :)

| Jenis-Jenis Vaksin

Vaksin bermacam-macam.
  • Ada yang dibuat dari agen yang dilemahkan atau dimatikan,
  • Ada juga yang berisi agen kontra dari target,
  • Ada juga dari serum antibodi,
  • rekayasa genetika, dsb.

Semakin kesini, semakin canggih, semakin diperbarui, diperbaiki kelemahannya, dan semakin bermacam-macam jenisnya,

| Vaksin – Di Sisi Lain

  Vaksin mendapatkan reaksi keras dikarenakan ada pihak-pihak yang tidak percaya pada vaksinasi. Misalnya:
 -Vaksinasi tidak 100% efektif.
Mengenai ini, saya pkir tidak ada hal yang 100% efektif.
Kenyataannya, pada suatu masa, ketika imunisasi dihentikan, wabah muncul kembali dan menelan korban jiwa. Contohnya di Stockholm; cacar, UK; pertusis, dll.
Walaupun tidak 100% efektif, kenyataannya vaksin 90% menurunkan angka kejadian jenis penyakit terkait. Yang artinya, menurunkan tingkat kematian dan kecacatan.

-Ada sekelompok orang yang percaya bahwa vaksin adalah bahan-bahan kimia yang berbahaya yang justru berupa bibit penyakit.
Sungguh saya ingin, mengajak, kalau bisa, kita semua jadi penemu, ilmuwan, jadi ahli lab. Agar kita semua bisa masuk dan melihat langsung untuk membuktikan hal tersebut.
Tapi saya tidak bisa.
Saya hanya bisa mengatakan bahwa isu-isu semacam ini digawangi oleh pihak skeptis. Data-data yang mereka sodorkan adalah rekayasa. Sementara saya sendiri pernah ikut mengumpulkan data-data imunisasi dan saya tahu betapa susahnya itu, Sungguh sakit hati rasanya melihat data-data palsu beredar dan meresahkan warga.

-Bahan pengawet.

Bahan pengawet apapun yang dimasukkan ke dalam vaksin, jumlahnya, kadarnya, dan alasannya, telah disetujui oleh badan-badan yang terkait.
Tahukah teman-teman sejumlah kecil formaldehid (formalin) memang terdapat alami pada buah--buahan. Itu kita makan setiap hari. Namun jumlahnya masih di bawah ambang batas normal.
Walapun kelihatan mengerikan, banyak bahan-bahan seperti ini yang terdapat secara alami dan aman. Namun semua itu ada nilai ambang batasnya.
Dengan ukuran dan pertimbangan-pertimbangan macam inilah, para ahli itu memasukkan zat pengawet pada vaksin. Jumlahnya aman untuk tubuh. Dan telah diukur masa metabolismenya di tubuh kita.
Zat pengawet ini diperlukan untuk menjaga mutu vaksin.
Sesungguhnya, jumlah garam dan MSG dalam makanan kita malah lebih meresahkan.

-Isu bahwa vaksin bisa menyebabkan autisme.

Inilah isu yang muncul tahun 1998. Namun dengan penelitian, pengusutan, dll, isu ini terbukti salah.
Hal tersebut sudah sepenuhnya diklarifikasi sejak awal 2000. Bahkan buku-buku yang memuat isu ini sudah sepenuhnya dihentikan dan ditarik pada 2010.

-Kesalahpahaman yang muncul di kalangan kolega-kolega lama
Kesalahpahaman yang muncul di kalangan kolega-kolega lama (ahli-ahli medis yang sudah tua) yang tidak meng-update pengetahuannya, atau mereka yang masih belum mendapat klarifikasi berhubung buku-buku yang beredar di Indonesia seringkali 10-20 tahun jauh tertinggal dari pengetahuan terkini. Nah, ahli-ahli ini sayangnya juga menularkan ketidaktahuannya.
Dan di luar itu semua, dokter juga manusia, bisa saja dia salah. Hasil ujiannya juga bukan A semua kok.

-Terjadinya adverse effect pada kasus-kasus imunisasi.

Sebenarnya ini adalah angka yang secara statistik sudah diprediksi.
Sebab, ada kemungkinan :
  • daya tahan tubuh anak memang sedang tidak baik.
  • Atau memang sebelum divaksin,bibit penyakit sudah lebih dahulu ada.
  • Bisa juga karena salah prosedur.
Karena itulah, WHO mempekerjakan surveilans yang bertugas, mencari, mendata, menganalisa kasus-kasus ini.
Karena Ibu saya pernah bekerja di bagian ini, maka saya sedikit paham.

-Banyak kesalahan administrasi vaksin di Indonesia.

Contohnya pemberian imunisasi campak yang seharusnya 2x menjadi sekali saja. Akibatnya, sampai hari ini campak masih merajalela. Ini karena masih berpegang pada teori lama.
FYI, campak yang berbahaya dan divaksin adalah Rubella.
Rubella berbeda dengan Morbili. Morbili lebih ringan dan cenderung tidak berbahaya. Dan Morbili ini yang sering muncul sekarang ini. Sementara Rubella, meskipun jarang, bisa mengakibatkan kebutaan.

-Sudah divaksin, tapi masih sakit?

Vaksinasi tidak bertugas mencegah 100% sama sekali tidak terjadi.
Namun membentuk antibodi. Bila antibodi ada, bila kuman menyerang, maka bisa dilawan.
Namun, antibodi yang ada pun, masih perlu diperkuat dengan gizi, kondisi lingkungan, dll.
Ada pula penelitian yang masih dikaji tentang lamanya efektivitas vaksin (yang diduga tidak seumur hidup).
Tapi setidaknya vaksin membantu. Jadi, kalaupun kena cacar misalnya, ya cacarnya tidak parah. Dulu waktu tidak ada imunisasi sama sekali, banyak lho warga Indonesia meninggal karena cacar.
BCG misalnya, juga tidak mencegah TBC sepenuhnya. Tapi penderita TBC yang pernah divaksin BCG, kemungkinan sembuh dan tidak sampai parah lebih besar. Ingat, angka TBC di negara kita sangat tinggi.

 
| Jadi?

Kalau menurut saya, lakukanlah imunisasi.

Kalau cuma cacar dan campak, mungkin kita bisa menyerahkan pada obat-obatan terbaru juga makanan bergizi.

TAPI KALAU POLIO?
Siapa yang tidak sedih kalau anak cacat seumur hidup, permanen, padahal bisa dicegah.
Masih ingat kan kasusnya di Jawa Barat sekitar tahun 2003-2004?

Namun, waspadalah!


| Perhatikan

  • Pastikan jarum suntik yang digunakan untuk vaksinasi adalah jarum suntik SEKALI PAKAI.
  • Pastikan buah hati kita tidak dalam kondisi demam atau sakit saat divaksin. Sebab saat itu daya tahannya sedang rentan. Vaksin membutuhkan daya tahan yang baik agar bisa terbentuk antibodi.
  • Setelah divaksin (vaksin tertentu), kadang-kadang bayi-balita demam. Demamnya biasanya bukan high fever [demam tinggi]. Ini wajar, menandakan terjadinya reaksi antigen-antibodi di tubuh anak.
  • Pastikan bayi-balita tidak memiliki alergi. Juga ada baiknya menelusuri riwayat alergi pada kedua orangtua. Bila ada riwayat yang mengkhawatirkan, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter anak.

"Nah, itu dulu tentang vaksin. Mudah-mudahanan menjawab keresahan hati teman-teman."
  Salam hangat selalu, Tika

============= Reference ===========

Primary sources:
?comment_id=10150982907861608&offset=0&total_comments=29

Baca Juga - Pandangan Keliru Terhadap Obat:
?comment_id=10150982951326608&offset=0&total_comments=30
  [matur suksma, Geg Tika  / trimakasih, Non Tika :)]

Secondary sources:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...